Minggu, 29 Desember 2013

LAPORAN DASAR-DASAR ILMU TANAH Penetapan pH Tanah

LAPORAN

DASAR-DASAR ILMU TANAH
Penetapan pH Tanah

Disusun Oleh :
Kelompok IV
                NAMA                                            NIM
    Sugi Nugroho                        D1A012011
       Supriyadi                            D1A012021
 Chairani Aprilia                      D1A012025
        Ainarni                              D1A012004
          Anggun Pratiwi Azwar               D1A012026

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Asmadi Saad M.Si
Dr. Ir. Henny. H M.Si
Yulfita Farni S.P., M.Si

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI.A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013


JUDUL PRATIKUM: Penetapan pH tanah
TUJUAN PRATIKUM
1.      Mengetahui cara penetapan pH tanah menggunakan pH meter
2.      Mengetahui tingkat pH yang terkandung pada tanah Oxisol
LANDASAN TEORI
pH adalah tingkat keasaman atau  suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
Dalam sistem alami pH tanah dipengaruhi oleh mineralogi, iklim dan pelapukan. Pengolahan tanah sering kali mengubah pH alami dari tanah akibat dari pupuk nitrogen penghasil asam atau akibat pengambilan basa-basa kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Tanah yang mengandung mineral penghasil sulfur dapat menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat asam apabila mineral tersebut terkena udara bebas.
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam, dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik (Hakim, dkk, 1986).
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Sarwono, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-,  mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah (Kemas, 2005), selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam.
Tanah masam dan penyebarannya
Tanah mineral masam banyak dijumpai di wilayah beriklim tropika basah, termasuk Indonesia. Luas areal tanah bereaksi asam seperti podsolik, ultisol, oxisols dan spodosol, masing-masing sekitar 47,5, 18,4, 5,0 dan 56,4 juta ha atau seluruhnya sekitar 67% dari luas total tanah di Indonesia (Nursyamsi et al, 1996). Luasnya tanah masam tersebut sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan usaha pertanian, tetapi sampai sekarang masih belum dapat dimanfaatkan secara maksimal mengingat beberapa kendala yang terdapat pada tanah masam.Tanah ordo lain yang bersifat masam adalah inseptisol dan entisol.
Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalarn tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan bereaksi asam. Sebaliknya, bila kepekatan ion hidrogen terIalu rendah maka tanah akan bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH‑ lebih tinggi dari ion H+.
Tanah masam adalah tanah dengan pH rendah karena kandungan H+ yang tinggi. Pada tanah masam lahan kering banyak ditemukan ion Al3+ yang bersifat masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+. Dalarn keadaan tertentu, yaitu apabila tercapai kcjenuhan ion Al3+ tertentu, terdapat juga ion Al-hidroksida ,dengan demikian dapat menimbulkan variasi kemasaman tanah (Yulianti, 2007).
Di daerah rawa‑tawa, tanah masam umumnya disebabkan oleh kandungan asam sulfat yang tinggi. Di daerah ini sering ditemukan tanah sulfat masam karena mengandung, lapisan cat clay yang menjadi sangat masarn bila rawa dikeringkan akibat sulfida menjadi sulfat.
Kebanyakan partikel lempung berinteraksi dengan ion H+. Lempung jenuh hidrogen mengalami dekomposisi spontan. Ion hidrogen menerobos lapisan oktahedral dan menggantikan atom Al. Aluminium yang dilepaskan kemudian dijerap oleh kompleks lempung dan suatu kompleks lempung-Al‑H terbentuk dengan cepat ion. Al3+ dapat terhidrolisis dan menghasilkan ion H.
Reaksi tersebut menyumbang pada peningkatan konsentrasi ion H+ dalam tanah. Sumber keasaman atau yang berperan dalam menentukan keasaman pada tanah gambut adalah pirit (senyawa sulfur) dan asam‑asam organik. Tingkat keasaman gambut mempunyai kisaran yang sangat lebar. Keasaman tanah gambut cendrung semakin tinggi jika gambut semakin tebal. Asam‑asam organik yang tanah gambut terdiri dari atas asam humat, asam fulvat, dan asam humin. Pengaruh pirit yaitu pada oksida pirit yang akan menimbulkan keasaman tanah hingga mencapai pH 2 ‑ 3. Pada keadaan ini hampir tidak ada tanaman budidaya yang dapat tumbuh baik. Selain menjadi penghambat pertumbuhan tanaman, pirit menyebabkan terjadinya karatan (corrosion) sehingga mempercepat kerusakan alat‑alat pertanian yang terbuat dari logam.
Terdapat dua jenis reaksi tanah atau kemasaman tanah, yakni kemasaman (reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi tanah aktif ialah yang diukurnya konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan tanah. Reaksi tanah inilah yang diukur pada pemakaiannya sehari‑hari. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan (Hanafiah, 2007).







Ada 3 alasan utama nilai pH tanah sangat penting untuk diketahui :
1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
2. pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumanium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.
3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5.5 – 7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik
Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimal. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan, karenanya pH tanah sangat penting untuk diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.











WAKTU DAN TEMPAT
Pratikum tentang “Penetapan pH Tanah” ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 03 Desember 2013, pukul 08.00 -10.00 WIB, di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.
ALAT DAN BAHAN
1.      Contoh tanah sampel 10 gr                 7. H2O 25 ml
2.      pH meter                                             8. Pipet tetes
3.      KCl 1 N, 25 ml                                   9. Mesin pengocok
4.      Botol plastik 2 buah                            10. Cawan
5.      Gelas ukur                                           11. Plastik
6.      Karet gelang
CARA KERJA
1.      Sediakan botol plastik 2 buah dan berilah sampel pada setiap botol agar tidak tertukar pada saat penghitungan pH.
2.      Kemudian ambil 20 gr contoh  tanah sempel dan masukkan contoh tanah sampel kedalam botol plastik masing-masing 10 gr, kemudian tambahkan 10 ml aquades kedalam setiap botol plastik tersebut.
3.      Kemudian, pada botol 1 tambahkan 25 ml H2O dan pada botol 2 tambahkan 25 ml KCl.
4.      Setelah itu, tutup botol plastik tersebut menggunakan plastik dan karet gelang agar pada saat mengocok tanah tidak tumpah.
5.      Setelah botol plastik ditutup, masukkan botol plastik kedalam mesin pengocok dan kocok botol plastik tersebut selama 30 menit.
6.      Setelah 30 menit dikocok, ukurlah pH tanah dengan pH meter menggunakan pH buffer 7 untuk botol 1 H2O dan pH buffer 4 untuk botol 2 KCl.



HASIL DAN PEMBAHASAN
o  Hasil

Tabel hasil Pengukuran pH Tanah

Kel/Ulangan
pH H2O
(Buffer 7)
pH KCl
(Buffer 4)
1
5.21
4.03
2
4.96
3.99
3
4.43
4.13
4
4.91
3.94
5
4.92
3.96
6
5.39
4.02
7
5.08
4.03
RATAAN
4.98
4.01

NB : Nilai Pengukuran pH Tanah didapatkan dengan Menggunakan Alat pH       Meter













  • Pembahasan
Pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan terhadap pH tanah, digunakan dua jenis tanah yang sama, tetapi berasal dari tempat yang mempunyai topografi yang berbeda yaitu tanah yang berada pada topografi yang datar dan tanah yang berada di lereng kebun percobaan fakultas pertanian universitas jambi, ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kemasaman antar topografi dalam satu luasan tertentu.
Dari hasil pengamatan yang tertera pada tabel pengamatan diatas dengan ulangan sebanyak tujuh kali terlihat pH KCl lebih rendah jika dibandingkan dengan H2O.  Pengukuran pH dengan larutan pengekstrak KCl akan memberikan nilai lebih rendah 0,5-1,5 satuan pH dibanding jika menggunakan H2O, teori tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan. Ini terjadi dikarenakan garam KCl akan melepaskan H+ dari kompleks serapan sehingga tanah akan lebih masam.  Tanah yang masam kerana kandungan H+ yang tinggi dan banyak ion Al3+ yang bersifat masam karena air ion tersebut menghasilkan H+.
Dilihat  dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dari jenis tanah yang sama namun dengan topografi yang berbeda ber pH antara 3.94 dan 5.39. Suasana biologi dan penyediaan hara umumnya berada pada tingkat terbanyak pada kisaran pH 6-7. Umumnya tanah sudah cukup baik pada kisaran pH 5.5 hingga 6 asalkan unsur yang meracun telah ditiadakan pada pH tersebut. Dari rataan pengukuran pH menggunakan H2O di dapatkan hasil sebesar 4.98 dan pengukuran pH menggunakan KCl didapatkan hasil rataannya 4.01.
Melihat dari hasil yang didapatkan maka tanah Oxisol yang berada di kebun percobaan fakultas pertanian universitas jambi dapat di kategorikan kedalam tanah yang bersifat masam, namun kemasaman yang dimiliki tanah tersebut masih dapat ditoleransi oleh tanaman karena kemasamannya tidak terlalu tinggi.
Pengukuran sampel tanah yang di ambil dari kelompok ganjil (pada tanah lereng) memiliki nilai kemasaman lebih rendah jika di bandingkan dengan sampel yang di ambil dari kelompok  genap (pada tanah yang lebih datar). Ini disebabkan-karena adanya erosi yang mungkin terjadi, sehingga unsur hara yang ada pada tanah top soil daerah datar  ada kemungkinan pindah ke daerah yang lebih rendah.
Dari pembahasan sebelumnya jelaslah bahwa penentuan nilai pH suatu tanah penting artinya sebagai diagnosa untuk menentukan tindakan perbaikan kesuburan tanah. Baik untuk memilih tanaman yang cocok , maupun untuk menciptakan suasana atau reaksi tanah tertentu sehingga sesuai dengan kehendak tanaman dan cocok bagi penyediaan hara. Selain itu Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
Upaya untuk meningkatkan derajat kemasaman pH seperti tanah Oxisol diatas dapat di lakukan dengan menebarkan kapur pertanian, sehingga tanah dapat memiliki kemasaman yang rendah.





















KESIMPULAN

Dari Pembahasan yang telah disampaikan mengenai pengukuran pH tanah yang diambil dari kebun percobaan fakultas Pertanian Universitas Jambi dapat di simpulkan bahwa :
1.      Pengukuran pH tanah dengan menggunakan larutan H2O didapatkan rataan pH sebesar 4.98 dan Pengukuran pH tanah dengan menggunakan larutan KCl didapatkan rataan pH sebesar 4.01.
2.      Tanah yang berada di kebun percobaan fakultas Pertanian Universitas Jambi adalah tanah masam, yaitu dengan kisaran pH tanah sebesar 3.94 sampai 5.39.
3.      Penentuan nilai pH suatu tanah penting artinya sebagai diagnosa untuk menentukan tindakan perbaikan kesuburan tanah. Baik untuk memilih tanaman yang cocok , maupun untuk menciptakan suasana atau reaksi tanah tertentu sehingga sesuai dengan kehendak tanaman dan cocok bagi penyediaan hara.



LAMPIRAN FOTO
 











Larutan KCl 1 N
 

Pada saat memasukkan larutan KCl kedalam botol

 
                                                               


Pada saat memasukkan larutan H2O
 

Botol KCl dan Botol H2O
 

Pada saat dilakukan pengocokan botol menggunakan mesin pengocok
 

Pada saat dilakukan penghitungan pH tanah
 
 

























Alat pengukur pH tanah yaitu pH meter
 
 











                                                                                        





DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, sarwono. Ilmu tanah . sifat-sifat kimia tanah “penetapan ph tanah”.               2010. Jakarta.

Laporan praktikum dasar ilmu tanah. Penetapan pH tanah. Diakses dari                http://poetrhamuni.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-dasar-
               dasar-ilmu.html
               Pada : jum’at 06 desember 2013
Laporan praktikum dasar ilmu tanah. Penetapan pH tanah masam. http://anahedjo.blogspot.com/2012/05/laporan-dasar-ilmu-tanah-ph-
               tanah.html
               Pada : jum’at 06 desember 2013
Laporan praktikum dasar ilmu tanah. Penetapan pH tanah. Diakses dari                http://lansekapagi.blogspot.com/2012/03/praktikum-pengukuran-ph-             
               tanah.html
               Pada : jum’at 06 desember 2013
Tanah masam dan penyebarannya di indonesia diakses dari :           http://uftoriwasit.blogspot.com/2010/10/tanah-mineral-masam-dan-          
               Pada : jum’at 06 desember 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar