LAPORAN
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Penetapan pH Tanah
Disusun Oleh :
Kelompok IV
NAMA NIM
Sugi
Nugroho D1A012011
Supriyadi
D1A012021
Chairani
Aprilia D1A012025
Ainarni
D1A012004
Anggun Pratiwi Azwar D1A012026
Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Asmadi
Saad M.Si
Dr. Ir. Henny. H
M.Si
Yulfita Farni
S.P., M.Si
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI.A
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2013
JUDUL PRATIKUM: Penetapan pH tanah
TUJUAN PRATIKUM
1.
Mengetahui cara
penetapan pH tanah menggunakan pH meter
2.
Mengetahui
tingkat pH yang terkandung pada tanah Oxisol
LANDASAN TEORI
pH adalah tingkat keasaman atau suatu benda yang diukur
dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara
0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus
jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan
pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai
pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
Dalam sistem alami pH tanah dipengaruhi oleh mineralogi,
iklim dan pelapukan. Pengolahan tanah sering kali mengubah pH alami dari tanah
akibat dari pupuk nitrogen penghasil asam atau akibat pengambilan basa-basa
kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Tanah yang mengandung mineral
penghasil sulfur dapat menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat asam apabila
mineral tersebut terkena udara bebas.
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam,
dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang keadaan atau status kimia
tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik (Hakim, dkk,
1986).
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen
sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu
dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau
lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis
dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang
ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup
bagi pertumbuhan suatu tanaman (Sarwono, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah,
konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air
hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi
sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan
komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah
(Kemas, 2005), selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar
kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin
banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur
tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas
tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat
berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam.
Tanah masam dan penyebarannya
Tanah mineral masam banyak dijumpai di wilayah
beriklim tropika basah, termasuk Indonesia. Luas areal tanah bereaksi asam
seperti podsolik, ultisol, oxisols dan spodosol, masing-masing sekitar 47,5,
18,4, 5,0 dan 56,4 juta ha atau seluruhnya sekitar 67% dari luas total tanah di
Indonesia (Nursyamsi et al, 1996). Luasnya tanah masam tersebut sebenarnya
mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan usaha pertanian, tetapi sampai
sekarang masih belum dapat dimanfaatkan secara maksimal mengingat beberapa
kendala yang terdapat pada tanah masam.Tanah ordo lain yang bersifat masam adalah
inseptisol dan entisol.
Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan
ion hidrogen di dalarn tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam
tanah terlalu tinggi maka tanah akan bereaksi asam. Sebaliknya, bila kepekatan
ion hidrogen terIalu rendah maka tanah akan bereaksi basa. Pada kondisi ini
kadar kation OH‑ lebih tinggi dari ion H+.
Tanah masam adalah tanah dengan pH rendah karena
kandungan H+ yang tinggi. Pada tanah masam lahan kering banyak ditemukan ion
Al3+ yang bersifat masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+.
Dalarn keadaan tertentu, yaitu apabila tercapai kcjenuhan ion Al3+ tertentu,
terdapat juga ion Al-hidroksida ,dengan demikian dapat menimbulkan variasi kemasaman
tanah (Yulianti, 2007).
Di daerah rawa‑tawa, tanah masam umumnya disebabkan
oleh kandungan asam sulfat yang tinggi. Di daerah ini sering ditemukan tanah
sulfat masam karena mengandung, lapisan cat clay yang menjadi sangat masarn
bila rawa dikeringkan akibat sulfida menjadi sulfat.
Kebanyakan partikel lempung berinteraksi dengan ion
H+. Lempung jenuh hidrogen mengalami dekomposisi spontan. Ion hidrogen
menerobos lapisan oktahedral dan menggantikan atom Al. Aluminium yang
dilepaskan kemudian dijerap oleh kompleks lempung dan suatu kompleks lempung-Al‑H
terbentuk dengan cepat ion. Al3+ dapat terhidrolisis dan menghasilkan ion H.
Reaksi tersebut menyumbang pada peningkatan
konsentrasi ion H+ dalam tanah. Sumber keasaman atau yang berperan dalam
menentukan keasaman pada tanah gambut adalah pirit (senyawa sulfur) dan asam‑asam
organik. Tingkat keasaman gambut mempunyai kisaran yang sangat lebar. Keasaman
tanah gambut cendrung semakin tinggi jika gambut semakin tebal. Asam‑asam
organik yang tanah gambut terdiri dari atas asam humat, asam fulvat, dan asam
humin. Pengaruh pirit yaitu pada oksida pirit yang akan menimbulkan keasaman
tanah hingga mencapai pH 2 ‑ 3. Pada keadaan ini hampir tidak ada tanaman
budidaya yang dapat tumbuh baik. Selain menjadi penghambat pertumbuhan tanaman,
pirit menyebabkan terjadinya karatan (corrosion) sehingga mempercepat kerusakan
alat‑alat pertanian yang terbuat dari logam.
Terdapat dua jenis reaksi tanah atau kemasaman
tanah, yakni kemasaman (reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi tanah aktif
ialah yang diukurnya konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan
tanah. Reaksi tanah inilah yang diukur pada pemakaiannya sehari‑hari. Reaksi
tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang terjerap
oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan (Hanafiah, 2007).
Ada 3 alasan utama nilai pH tanah sangat penting untuk diketahui :
1. Menentukan
mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara
mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH
tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
2. pH tanah
juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. pada
tanah asam banyak ditemukan unsur alumanium yang selain bersifat racun juga
mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam
unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti
Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun
bagi tanaman.
3. pH tanah
sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5.5 – 7
bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik
Tindakan
pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimal. Pupuk yang
telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan,
karenanya pH tanah sangat penting untuk diketahui jika efisiensi pemupukan
ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat
memperburuk pH tanah.
WAKTU DAN TEMPAT
Pratikum tentang “Penetapan pH Tanah” ini dilaksanakan pada hari Rabu,
tanggal 03 Desember 2013, pukul 08.00 -10.00 WIB, di Laboratorium Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.
ALAT DAN BAHAN
1. Contoh
tanah sampel 10 gr 7. H2O
25 ml
2. pH
meter 8.
Pipet tetes
3. KCl
1 N, 25 ml 9.
Mesin pengocok
4. Botol
plastik 2 buah 10.
Cawan
5. Gelas
ukur 11.
Plastik
6.
Karet gelang
CARA KERJA
1. Sediakan
botol plastik 2 buah dan berilah sampel pada setiap botol agar tidak tertukar
pada saat penghitungan pH.
2. Kemudian
ambil 20 gr contoh tanah sempel dan
masukkan contoh tanah sampel kedalam botol plastik masing-masing 10 gr,
kemudian tambahkan 10 ml aquades kedalam setiap botol plastik tersebut.
3. Kemudian,
pada botol 1 tambahkan 25 ml H2O dan pada botol 2 tambahkan 25 ml
KCl.
4. Setelah
itu, tutup botol plastik tersebut menggunakan plastik dan karet gelang agar
pada saat mengocok tanah tidak tumpah.
5. Setelah
botol plastik ditutup, masukkan botol plastik kedalam mesin pengocok dan kocok
botol plastik tersebut selama 30 menit.
6. Setelah
30 menit dikocok, ukurlah pH tanah dengan pH meter menggunakan pH buffer 7
untuk botol 1 H2O dan pH buffer 4 untuk botol 2 KCl.
HASIL DAN PEMBAHASAN
o
Hasil
Tabel hasil
Pengukuran pH Tanah
Kel/Ulangan
|
pH H2O
(Buffer 7)
|
pH KCl
(Buffer 4)
|
1
|
5.21
|
4.03
|
2
|
4.96
|
3.99
|
3
|
4.43
|
4.13
|
4
|
4.91
|
3.94
|
5
|
4.92
|
3.96
|
6
|
5.39
|
4.02
|
7
|
5.08
|
4.03
|
RATAAN
|
4.98
|
4.01
|
NB
: Nilai Pengukuran pH Tanah didapatkan dengan Menggunakan Alat pH Meter
- Pembahasan
Pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan
terhadap pH tanah, digunakan dua jenis tanah yang sama, tetapi berasal dari
tempat yang mempunyai topografi yang berbeda yaitu tanah yang berada pada
topografi yang datar dan tanah yang berada di lereng kebun percobaan fakultas
pertanian universitas jambi, ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya perbedaan
tingkat kemasaman antar topografi dalam satu luasan tertentu.
Dari hasil pengamatan yang tertera pada tabel pengamatan diatas
dengan ulangan sebanyak tujuh kali terlihat pH KCl lebih rendah jika
dibandingkan dengan H2O.
Pengukuran pH dengan larutan pengekstrak KCl akan memberikan nilai lebih
rendah 0,5-1,5 satuan pH dibanding jika menggunakan H2O, teori
tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan. Ini terjadi dikarenakan
garam KCl akan melepaskan H+ dari kompleks serapan sehingga tanah
akan lebih masam. Tanah yang masam
kerana kandungan H+ yang tinggi dan banyak ion Al3+ yang
bersifat masam karena air ion tersebut menghasilkan H+.
Dilihat dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dari jenis
tanah
yang sama namun dengan
topografi yang berbeda ber pH antara 3.94 dan 5.39. Suasana biologi
dan penyediaan hara umumnya berada pada tingkat terbanyak pada kisaran pH 6-7.
Umumnya tanah sudah
cukup baik pada kisaran pH 5.5 hingga 6 asalkan unsur yang meracun telah
ditiadakan pada pH tersebut. Dari rataan pengukuran pH menggunakan H2O di dapatkan hasil sebesar
4.98 dan pengukuran pH menggunakan KCl didapatkan hasil rataannya 4.01.
Melihat dari hasil yang didapatkan maka tanah
Oxisol yang berada di kebun percobaan fakultas pertanian universitas jambi
dapat di kategorikan kedalam tanah yang bersifat masam, namun kemasaman yang
dimiliki tanah tersebut masih dapat ditoleransi oleh tanaman karena
kemasamannya tidak terlalu tinggi.
Pengukuran sampel tanah yang di ambil dari
kelompok ganjil (pada tanah lereng) memiliki nilai kemasaman lebih rendah jika
di bandingkan dengan sampel yang di ambil dari kelompok genap (pada tanah yang lebih datar). Ini
disebabkan-karena adanya erosi yang mungkin terjadi, sehingga unsur hara yang
ada pada tanah top soil daerah datar ada
kemungkinan pindah ke daerah yang lebih rendah.
Dari
pembahasan sebelumnya jelaslah bahwa penentuan nilai pH suatu tanah penting
artinya sebagai diagnosa untuk menentukan tindakan perbaikan kesuburan tanah.
Baik untuk memilih tanaman yang cocok , maupun untuk menciptakan suasana atau
reaksi tanah tertentu sehingga sesuai dengan kehendak tanaman dan cocok bagi
penyediaan hara. Selain
itu Menentukan
mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara
mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut
sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
Upaya
untuk meningkatkan derajat kemasaman pH seperti tanah Oxisol diatas dapat di
lakukan dengan menebarkan kapur pertanian, sehingga tanah dapat memiliki
kemasaman yang rendah.
KESIMPULAN
Dari Pembahasan yang telah disampaikan mengenai
pengukuran pH tanah yang diambil dari kebun percobaan fakultas Pertanian Universitas
Jambi dapat di simpulkan bahwa :
1.
Pengukuran pH tanah dengan menggunakan
larutan H2O didapatkan rataan pH sebesar 4.98 dan Pengukuran pH
tanah dengan menggunakan larutan KCl didapatkan rataan pH sebesar 4.01.
2.
Tanah yang berada di kebun percobaan
fakultas Pertanian Universitas Jambi adalah tanah masam, yaitu dengan kisaran
pH tanah sebesar 3.94 sampai 5.39.
3.
Penentuan nilai pH suatu tanah penting artinya
sebagai diagnosa untuk menentukan tindakan perbaikan kesuburan tanah. Baik
untuk memilih tanaman yang cocok , maupun untuk menciptakan suasana atau reaksi
tanah tertentu sehingga sesuai dengan kehendak tanaman dan cocok bagi
penyediaan hara.
LAMPIRAN FOTO
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|||||||||||||||
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno,
sarwono. Ilmu tanah . sifat-sifat kimia tanah “penetapan ph tanah”. 2010. Jakarta.
Laporan praktikum dasar ilmu tanah.
Penetapan pH tanah. Diakses dari http://poetrhamuni.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-dasar-
dasar-ilmu.html
Pada
: jum’at 06 desember 2013
Laporan praktikum dasar ilmu tanah.
Penetapan pH tanah masam. http://anahedjo.blogspot.com/2012/05/laporan-dasar-ilmu-tanah-ph-
tanah.html
Pada
: jum’at 06 desember 2013
Laporan praktikum dasar ilmu tanah.
Penetapan pH tanah. Diakses dari http://lansekapagi.blogspot.com/2012/03/praktikum-pengukuran-ph-
tanah.html
Pada
: jum’at 06 desember 2013
Tanah masam dan penyebarannya di
indonesia diakses dari : http://uftoriwasit.blogspot.com/2010/10/tanah-mineral-masam-dan-
Pada
: jum’at 06 desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar