MAKALAHMETODE PENINGKATAN HASIL PRODUKSI
OLEH
SUGI
NUGROHO
D1A012011
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI.A
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pertanian
adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati
yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan,
bahan baku industri,
atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa
difahami orang sebagai budidaya
tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris:
crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak
(raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme
dan bioenzim
dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju
dan tempe,
atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan
atau eksploitasi hutan.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan
adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada
lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya
semua vertebrata
kecuali ikan
dan amfibia)
atau serangga
(misalnya lebah).
Perikanan
memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air).
Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan
alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian
lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi
sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi
sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat
usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya,
pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran.
Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi
untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming).
Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis.
Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian
dikenal sebagai intensifikasi
.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
saja macam-macam metode atau usaha dalam meningkatkan produksi pertanian?
2. Bagaimana
metode meningkatkan produksi pertanian dan pengolahan lahan?
1.3 Tujuan
Masalah
Agar kita dapat mengetahui macam-macam
metode dalam meningkatkan hasil pertanian dan pengolahan lahan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-macam
Metode Dalam Meningkatkan Produksi Pertanian
Macam-macam metode
dalam meningkatkan hasil pertanian dibagi menjadi :
·
Intensifikasi pertanian
·
Ekstensifikasi pertanian
·
Mekanisasi pertanian
·
Rehabilitasi pertanian
·
Diversifikasi
Pertanian
1.
Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan
sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai
sarana. Intensifikasi pertanian banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang
memiliki lahan pertanian sempit.
Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan
program panca usaha tani, meliputi kegiatan sebagai berikut :
Panca
Usaha Tani
Panca usaha tani adalah salah satu upaya atau program yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil pertanian. Dalam panca tani ada lima usaha
yang harus dilakukan oleh petani untuk menggarap lahan pertaniannya agar
mendapat hasil yang maksimal.
Dinamakan dengan sebutan panca usaha tani karena kata panca
berarti lima. Jadi dalam usaha tani tersebut ada lima proses yang harus dilalui
agar hasil jadi maksimal.
1.
Pengolahan tanah yang baik
Setelah berhasil mendapatkan bibit unggul yang baik, hal yang
harus dilakukan kemudian adalah mengolah tanah agar siap pakai. Mengolah tanah
bisa dengan dua macam cara, yaitu menggunakan alat tradisional (cangkul) atau
alat modern (traktor).
Pengolahan ini bertujuan agar tanah tidak padat dan bisa
menyerap air lebih baik. Tanah yang sudah diolah, tentu akan lebih mudah untuk
ditanami. Tanaman pun akan lebih mudah tumbuh dan mengambil zat-zat hara dalam
tanah apabila sudah tidak padat.
2.
Pengairan/irigasi yang teratur
Hal lain yang juga penting dalam intensifikasi pertanian
adalah pengaturan pasokan air ke lahan pertanian. Bagaimanapun tanaman adalah
makhluk hidup yang sangat tergantung akan air. Pasokan air yang cukup tentu
akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan tentu saja produk yang akan
dihasilkan nanti.
3.
Pemilihan dan penggunaan bibit unggul
Sebelum mulai memanfaatkan lahan pertanian, Anda harus
pintar-pintar memilih bibit unggul, karena bibit yang unggul tentu akan
menghasilkan produk pertanian yang berkualitas.
Jenis bibit unggul yang baik adalah bibit yang yang hampir
tidak memiliki kekurangan. Mulai dari ukuran dan kuantitas produk yang akan
dihasilkan nanti, sampai pada ketahanan bibit tersebut terhadap serangan hama.
Contoh bibit unggul adalah IR 64, PB 5, atau Rajalele (untuk bibit padi).
4. Pemupukan
Jika manusia butuh vitamin untuk menunjang kesehatan tubuh,
maka tanaman akan membutuhkan pupuk sebagai penunjang pertumbuhan. Pupuk sangat
diperlukan walau sebenarnya dalam tanah sendiri sudah terkandung banyak zat yang
dibutuhkan oleh tanaman.
Pilihlah pupuk dengan tepat, apakah harus memakai pupuk alami
(misal: kompos) atau pupuk buatan (misal: NPK). Tak hanya jenis pupuk, tapi
cara, dosis dan waktu pemberian pupuk pun harus Anda perhatikan agar
intensifikasi pertanian bisa sukses menghasilkan produk yang berkualitas.
5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
Pemeliharaan selanjutnya adalah memberantas hama pengganggu
tanaman yang bisa menurunkan kualitas maupun kuantitas produk pertanian. Tak
hanya hama yang identik dengan binatang pengganggu dan mikroorganisme penyebab
tanaman sakit, Anda juga harus menghilangkan tanaman pengganggu yang disebut
gulma.
Cara pemberantasan hama ini juga bermacam-macam. Misalkan
dengan melepas predator hama (contoh: ular sebagai predator akan memangsa hama
tikus). Jika diperlukan, Anda bisa menggunakan bahan kimia seperti pestisida.
Seiring dengan perkembangan, Panca Usaha Tani kemudian
berubah menjadi Sapta Usaha Tani: dengan penambahan 6.
Pasca Panen dan 7. Pemasaran.
2.
Ektensifikasi pertanian
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan
cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar,
daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfatkan. Selain
itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.
Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang
penduduk seperti di luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan
transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya.
A. Macam-macam
ekstensifikasi pertanian
1. Perluasan lahan
pertanian dengan pembukaan hutan baru
Ekstensifikasi pertanian dengan melakukan perluasan dan
pembukaan hutan yang masih tertutup atau belum pernah dijadikan lahan
pertanian. Sebenarnya sistem nomaden atau berpindah-pindah ladang yang
dilakukan masyarakat Indonesia sejak dulu merupakan hasil dari perluasan lahan
yang mandiri. Pembukaan hutan ini dilakukan secara serentak maupun
perseorangan. Membuka hutan baru yang lahannya masih subur diharapkan dapat
meningkatkan.
2. Perluasan lahan
pertanian dengan pembukaan lahan kering
Ekstensifikasi pertanian dengan pembukaan lahan kering
memerlukan penanganan lebih khusus. Lahan kering merupakan sebuah lahan
yang yang memiliki tanah kering, kurang
subur dan mudah terbawa air/erosi. Dalam pemanfaatannya, lahan kering harus
diberi perlakuan tambahan agar dapat meningkatkan produksi pertanian. Salah
satu caranya adalah dengan menaman tanaman yang dapat meningkatkan kesuburan
tanah seperti jenis kacang-kacangan, pohon lamtoro yang bisa menambah kandungan
nutrisi dalam tanah.
3. Perluasan lahan
pertanian dengan pembukaan lahan gambut
Lahan gambut merupakan lahan yang sangat potensial untuk
ditanami. Lahan ini sangat subur dan berair. Lahan ini dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil produksi tanaman. Di Indonesia, lahan gambut ini banyak
terdapat di Sumatera dan Kalimantan.
B. Dampak dari dilakukan
ekstensifikasi pertanian
Terlepas dari tingginya perrmintaan akan kebutuhan pangan, ada
dampak negative yang ditimbulkan dari dilakukannya ekstensifikasi pertanian
ini. Dampaknya antara lain :
1. Rusaknya ekosistem pada
lahan-lahan tertentu
Dengan dibukanya lahan-lahan pertanian seperti pada hutan,
lahan gambut, tentu saja dapat merusak ekosistem yang ada disekitarnya. Dengan
adanya kegiatan bercocok tanam dan pemukiman penduduk yang baru tentu
mengganggu populasi hewan dan tumbuhan. Selain itu, hutan sebagai sumber
produksi Oksigen terbesar yang sangat penting bagi manusia juga ikut hilang.
2. Berkurangnya habitat
alami hewan di alam
Ekstensifikasi pertanian ini dapat menyebabkan hewan yang
tinggal dan hidup di alam menjadi terganggu habitatnya dan mulai tersingkir
tempat hidupnya lebih jauh lagi. Tidak heran jika ada rombongan Gajah atau
Harimau yang datang menyerang pertanian dan merusaknya karena mereka kelaparan
dan tidak memiliki tempat tinggal lagi.
Oleh karena itu, diharapkan program ekstensifikasi
pertanian yang seimbang dan selaras dengan perubahan alam maupun ekosistem yang
ada, agar perluasan lahan menjadi bermanfaat dan tidak merusak alam.
3.
Mekanisasi pertanian
Adalah
usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian
modern. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki
lahan pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan
hewan bukan menjadi tenaga utama.
4.
Rehabilitasi pertanian
Adalah usaha memperbaiki
lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi
menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif
menjadi tanaman yang lebih produktif. Sebagai tindak lanjut dari
program-program tersebut, pemerintah menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
·
Memperluas,memperbaiki dan memelihara jaringan irigasi yang meluas
di seluruh wilayah Indonesia
·
Menyempurnakan sistem produksi pertanian pangan melalui penerapan
berbagai paket program yang diawali dengan program Bimbingan Masal (Bimas) pada
tahun 1970. Kemudian disusul dengan program intensifikasi Masal (Inmas),
Intensifikasi Khusus (Insus) dan Supra Insus yang bertujuan meningkatkan
produksi pangan secara berkesinambungan.
·
Membangun pabrik pupuk serta pabrik insektisida dan pestisida yang
dilaksanakan untuk menunjang proses produksi pertanian.
Usaha-usaha meningkatkan
hasil pertanian dapat dilakukan antara lain dengan cara :
·
Membangun gudang-gudang, pabrik penggilingan padi dan menetapkan
harga dasar gabah
·
Memberikan berbagai subsidi dan insentif modal kepada para petani
agar petani dapat meningkatkan produksi pertaniannya.
·
Menyempurnakan sistem kelembagaan usaha tani melalui pembentukan
kelompok tani, dan Koperasi Unit Desa (KUD) di seluruh pelosok daerah yang
bertujuan untuk memberikan motivasi produksi dan mengatasi hambatan-hambatan
yang dihadapi para petani.
5.
Diversifikasi pertanian
Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk
menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian. Diversifikasi
pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain
bertani juga beternak ayam dan beternak ikan. Memperbanyak jenis tanaman pada
suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi
ladang.
2.2 Metode Meningkatkan Produksi
Dan Keterbatasan Lahan
Pekarangan
merupakan lahan terbuka yang terdapat di sekitar
tempat tinggal. Lahan ini jika dipelihara
dengan baik akan memberikan lingkungan yang menarik, nyaman dan sehat serta menimbulkan
kebetahan bagi empunya rumah. Selain itu pemanfaatan yang optimal walaupun
sebagai manifestasi penyaluran hobi akan mendatangkan beragam keuntungan. Untuk
pemenuhan kebutuhan dapur sehari-hari, estetika, hobi bahkan untuk keuntungan
materil yang komersil, penanaman pekarangan dapat dilakukan. Selain itu hal ini
tak lain dan tak bukan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
melalui kemandirian masyarakat tani dengan pemberdayaan potensi yang ada
termasuk pekarangan.
Lantas, bagaimana apabila lahan pekarangan atau di
sekitar rumah sempit, bahkan yang tersisa hanya halaman depan/ belakang yang
minim atau juga berupa teras rumah dengan ukuran yang tak seberapa luas yang
telah dicor dengan semen. Lalu, dimana dan bagaimana bisa menanam sementara
dalam kondisi dalam keterbatasan seperti ini.
Ada beberapa teknik yang dapat dijadikan rujukan dalam
pemanfaatan agar tetap produktif di lahan sempit. Talampot dan vertikultur
adalah dua diantaranya yang dapat dipedomani. Teknik ini bisa menjadi solusi
dalam masalah keterbatasan lahan.
1. Tampot/ Talampot
Tampot/ talampot dalam aplikasinya merupakan istilah
untuk penanaman ragam tanaman termasuk hortikultura yang dilakukan dalam pot.
Hal ini memang sudah akrab sejak lama. Selain tanaman hias, beberapa tahun
silam misalnya tabulampot (tanaman buah dalam pot) menjadi trend dengan
bermacam komoditi buah seperti mangga, jambu biji, belimbing, jeruk dan lain
sebagainya. Bukan hanya sekedar menyalurkan hobi atau pemenuhan kebutuhan buah
di rumah, namun tak jarang hasil tabulampot juga menjadi penambah penghasilan (dijual).
Selain tanaman buah penanaman dalam pot/ polybag dengan
komoditi sayuran juga kerap dilakukan. Paling tidak demi mencukupi kebutuhan
dapur rumah tangga. Jenis sayuran yang dapat ditanam di pot atau polybag di
antaranya bawang-bawangan, jahe, seldri, cabe, pakchoy, bayam dan lain-lain.
2. Vertikultur
Sementara teknik
kedua yakni vertikultur yang merupakan tampot/ talampot yang teknis pemposisian
pot/ polybag lebih diatur dengan tingkat produktivitas lebih tinggi daripada
penanaman di pot biasa untuk lahan sempit. Hal ini dikarenakan adanya
pengaturan posisi dari letak pot-pot tanaman secara vertikal agar lebih dapat
memuat banyak tanaman pada lahan yang terbatas.
Pada teknis vertikultur selain penggunaan pot, wadah
penanaman sayuran juga bisa dilakukan dengan mensubstitusinya dengan paralon
atau memanfaatkan barang-barang bekas seperti keranjang, bambu/ betung,
kaleng-kaleng bekas biskuit dan bahan lainnya.
Vertikultur sendiri diambil dari bahasa Yunani. Kata
“vertical” yang berarti ke atas/ bertingkat dan “culture” yakni bertanam. Jika
diartikan sepenuhnya vertikultur adalah penanaman bertingkat/ ke atas.
Sebenarnya teknik ini hanya sebagai bentuk pengoptimalan pengusahaan budidaya
di tengah lahan yang terbatas.
Beberapa keunggulan dari penerapan teknik ini yaitu tetap
bisa produktif meski lahan terbatas, dapat memenuhi kebutuhan pangan tertentu
secara mandiri, merangsang kreatifitas dan inovasi serta membuat keindahan
tersendiri karena vertikultur mengandung seni pengaturan posisi tanaman agar
bisa maksimal. Selain itu yang tak kalah penting, membuat lingkungan yang asri
yang konon katanya dapat memberikan sebuah lingkungan terapi (healing)
tersendiri dalam hal psikologis.
Teknik ini sendiri sangat fleksibel dan dapat dilakukan
siapa saja dengan beragam usia mulai dari anak sekolah sampai usia tua.
Keaplikatifannya membuat teknik ini menjadi trend dikalangan perkotaan yang
notabene memang mengalami keterbatasan lahan untuk menanam sayuran. Selain itu pemanfaatan ragam barang
bekas dapat dilakukan misalnya saja paralon, bambu (betung), bekas minuman
gelas dan lain-lain. Pekakas yang dapat digunakan antara lain gergaji, paku
linggis dan bor.
Berikut
salah satu contoh sederhana pembuatan :
1. Sediakan bambu (untuk lebih
sederhana dan bermodal rendah bagi petani) berdiameter 10-15 cm sepanjang 1-2
m.
2. Pembatas bagian dalam antar ruas
bambu (betung) dilobangi.Buat belahan pada masing-masing ujung yang diberi
bahan serupa kayu sebagai tegakan bagi bambu.
3. Buat lobang berdiameter + 2
cm secara bertingkat dan berselangan.
4. Atur jarak sedemikian rupa sehingga
kita bisa mendapatkan jarak tanaman yang tak terlalu rapat.
5. Hal ini disesuaikan dengan jenis
sayur yang akan kita tanam.
6. Masukkan komposisi media pertanaman.
7. Media juga dapat kita sesuaikan
dengan keinginan kita (organik atau konvensional).
8. Tanaman siap ditanam sesuai dengan
pilihan kita.
Ctt : kita
dapat mengkreasikan jenis dan model pertanaman sesuai dengan selera dan
estetika yang kita inginkan
Vertikultur memiliki beberapa varian teknis penerapan di
antaranya :
-
Vertiding
-
Vertigar
-
Vertirak
-
Vertitambat
-
Verti gantung
-
Verti keranjang dan
-
Vertikultur dengan talang
Vertiding (vertikultur di dinding) yakni memanfaatkan
dinding luar rumah dengan wadah pot. Berbeda sedikit, vertirak (vertikultur
rak) memanfaatkan dinding luar namun dengan wadah rak. Teknik ini dapat
dilakukan dengan menyusun tiga atau empat baris tanam dalam rak. Rak sendiri
dapat mempergunakan bambu, talang air atau paralon sebagai wadah. Selain itu
juga teknik vertikultur ini ada yang dimanfaatkan untuk tanaman merambat
(vertitambat) dengan memanfaatkan pagar sebagai fasilitas rambat tanaman dengan
menjejerkan pot tanaman sejajar dengan pagar.
Pengaturan posisi jarak antar tanaman ke atas bisa diatur
sedemikian rupa tergantung tanaman yang ditanam dengan batas ketinggian.
Pengaturan ini menjadi seni tersendiri yang akan mendatangkan kesan keindahan
dalam tata letaknya.
Pemenuhan kebutuhan pupuk terhadap budidaya skala ini
tidaklah sulit. Sampah organik yang berasal dari dapur kita dapat diolah dan
dijadikan nutrisi bagi tanaman. Mulai dari air cucian beras, cangkang telur,
sisa-sisa sayur dan buah, cucian daging/ ikan dan segala macam sampah organik.
Dengan memberdayakan bahan lokal tersebut, kebutuhan akan sarana produksi juga
tidaklah menjadi kendala dan menimbulkan biaya yang banyak. Sementara hasilnya
untuk kebutuhan dapur juga sudah dapat dinikmati tanpa merogoh kocek.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Metode
dalam meningkatkan produksi pertanian ada beberapa macam. Yaitu, intensifikasi
pertanian, ekstensifikasi pertanian, mekanisasi pertanian, rehabilitasi
pertanian, dan diversifikasi pertanian. Intensifikasi pertanian meliputi panca
usaha tani yang mencakup lima proses yang harus dilakukan agar hasil produksi
maksimal. Panca usaha tani tersebut meliputi: pengolahan tanah yang baik,
pengairan atau irigasi yang teratur, pemilihan dan penggunaan bibit unggul,
pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman. Sedangkan ekstensifikassi
pertanian meliputi: perluasan lahan pertanian dengan pembukaan hutan baru,
perluasan lahan pertanian dengan pembukaan lahan kering, dan perluasan lahan
pertanian dengan pembukaan lahan gambut.,
Metode
untuk meningkatkan produksi pertanian dan keterbatasan lahan yaitu dengan cara:
tamplot atau penanaman tanaman dalam pot termasuk holtikultura, dan
vertikultur.
3.2 Saran
Penulis
mengharapkan agar pembaca dapat memahami lebih jauh tentang makalah ini.
Makalah ini belum sepenuhnya mencapai kesempurnaan, masih terdapat banyak
kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut anatara lain mungkin perbedaan pendapat
antar induvidu dalam pembuatan makalah ini, dan mungkin dalam penulisan kata
demi kata. Oleh sebab itu kritik dan saran selalu penulis nantikan demi
terbentuknya makalah ini agar lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Alkhmdulillah, terima kasih Pak Sugi Nugroho pengamatan anda sangat membantu tugas kuliah saya
BalasHapus