LAPORAN
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Penetapan Al-dd
dan H-dd
Disusun Oleh :
Kelompok IV
NAMA NIM
Sugi Nugroho D1A012011
Supriyadi D1A012021
Chairani Aprilia D1A012025
Ainarni D1A012004
Anggun Pratiwi Azwar D1A012026
Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Asmadi Saad M.Si
Dr. Ir. Henny. H M.Si
Yulfita Farni S.P., M.Si
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI.A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
I. JUDUL PRATIKUM: Penetapan Al-dd dan H-dd
II.TUJUAN PRATIKUM:
Untuk mengetahui jumlah
Aluminium dan Hidrogen yang dapat dipertukarkan dalam tanah
III.LANDASAN TEORI:
1.
Aluminium yang dapat dipertukarkan (Al-dd) dan
Kejenuhan Aluminium
Aldd adalah kadar Aluminium dalam tanah. Al dalam
bentuk dapat ditukarkan (Al-dd) umumnya terdapat pada tanah-tanah yang bersifat
masam dengan pH < 5,0. Aluminium ini sangat aktif karena berbentuk
Al3+ ,monomer yang sangat merugikan dengan meracuni tanaman atau mengikat
fosfor. Oleh karena itu untuk mengukur sejauh mana pengaruh Al ini perlu
ditetapkan kejenuhannya. Semakin tinggi kejenuhan aluminium, akan semakin besar
bahaya meracun terhadap tanaman. Kandungan aluminium dapat tukar (Al3+)
mempengaruhi jumlah bahan kapur yang diperlukan untuk meningkatkan
kemasaman tanah dan produktivitas tanah (Anonimous, 2009). Kadar aluminium
sangat berhubungan dengan pH tanah. Semakin rendah pH tanah, maka semakin
tinggi aluminium yang dapat dipertukarkan dan sebaliknya.
Hakim, dkk (1986) menyatakan bahwa keracunan
aluminium menghambat perpanjangan dan pertumbuhan akar primer, serta
menghalangi pembentukan akar lateral dan bulu akar. Apabila pertumbuhan akar
terganggu, serapan hara dan pembentukan senyawa organik tersebut akan terganggu.
Sistem perakaran yang terganggu akan mengakibatkan tidak efisiennya akar
menyerap unsur hara.
2.
Hidrogen yang dapat dipertukarkan (H-dd) dan Kejenuhan
Hidrogen
Hdd adalah
kadar hydrogen yang terkandung didalam tanah. Kemasaman tanah mempunyai 2
komponen yaitu (1) H aktif yang terdapat di dalam larutan tanah (potensial),
(2) H yang dapat dipertukarkan atau disebut kemasaman cadangan. Kedua bentuk
tersebut cenderung membentuk keseimbangan sehingga perubahan pada yang
satu mengakibatkan perubahan pada yang lain.
Apabila basa
dibubuhkan pada tanah yang asam, H terlarut dinetralisasi dan sebagian H
yang dapat dipertukarkan terionisasi untuk mengembalikan keadaan
seimbang. Jumlah H yang dapat dipertukarkan dengan perlahan-lahan berkurang. H
terlarut akan menurun dan pH akan lambat laun meningkat (Foth, 1994).
Kemasaman tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu :
1.
unsur P kurang tersedia,
2.
kekurangan unsur-unsur Ca dan Mg sebagai basa tanah,
3.
kekurangan unsur Mo,
4.
Aktivitas mikroorganisme seperti fiksasi N dari
tanaman kacang-kacangan terhambat,
5.
kandungan Mn dan Fe yang berlebih sehingga dapat
menjadi racun bagi tanah dan tanaman, dan
6.
kelarutan ion Al dan H yang sangat tinggi,
sehingga merupakan faktor penghambat tumbuh tanaman yang utama pada tanah masam
(Rafi’i, 1990).
Peningkatan
pH tanah tidak dapat diubah dengan mudah jika terdapat banyak
hambatan/sanggaan tanah (buffer), yang merupakan suatu sifat umum dari campuran
asam basa dengan garamnya. Komponen tanah yang mempunyai sifat menyangga
adalah gugus asam lemah seperti karbonat serta kompleks-kompleks koloidal
tanah. Asam lemah tersebut mempunyai tingkat disosiasi yang lemah dan sebagian
besar dari ion H masih tetap terjerap dalam permukaan koloid. Adanya bahan
penyangga tanah, dapat menjaga penurunan pH yang drastis akibat bertambahnya
ion H oleh suatu proses biologis atau pemupukan. Kegiatan jasad mikro
atau penambahan pupuk yang bersifat masam akan menyumbangkan sejumlah ion H
(Hakim, dkk, 1986). Ion H yang dapat dipertukarkan adalah sumber utama H+
sampai pH tanah menjadi di bawah 6, bila Al pada lempeng liat Oktahedral Al
menjadi tidak mantap dan diserap sebagai Al yang dapat dipertukarkan tersebut
adalah sumber H+ .H yang bebas hidrolisis oleh Al . Yang dapat dipertukarkan
ialah meningkatnya konsentrasi H+ larutan tanah yang dihasilkan dari didosiasi
H (misel) dapat dipertukarkan dan yang dihasilkan dari hal tersebut
adalah H terjerap H larutan (Foth, 1994).
IV.WAKTU DAN TEMPAT:
Pratikum tentang “Penetapan Al-dd dan H-dd” ini
dilakukan pada hari Selasa, tanggal 10 Desember 2013, pukul 08.00 Wib sampai
selesai, di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.
V.ALAT DAN BAHAN:
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
dasardasar ilmu tahah dengan judul Penetapan Al-dd dan H-dd adalah Larutan 1 N
KCl, Aquades, Indikator Fenolphtalein, Larutan baku 0,01 N NaOH, Larutan baku
0,01 N HCl, Larutan 4% NaF, Kertas saring Whatman, Labu erlenmeyer 100 ml dan
250 ml, Gelas ukur 100 ml, Botol plastik 150 ml, Pipet tetes, dan Mesin
pengocok serta Buret 5 ml dan 10 ml.
VI.CARA KERJA:
1. Ditimbang 5 gr contoh tanah, kemudian dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer berukuran 250 ml, ditambahkan 50 ml 1 N KCl dan menutup
labu erlenmeyer dengan plastik dan dikocok labu erlenmeyer dengan menggunakan
mesin pengocok ± 15 menit.
2. Setelah dikocok, disaring larutan tanah yang sudah
dikocok dengan menggunakan saringan Whatman yang ditampung dengan menggunakan
botol plastik.
3. Setelah disaring, dimasukkan 25 ml hasil saringan
kedalam labu erlenmeyer berukuran 100 ml dan ditambahkan 5 tetes indikator
Fenolphtalein.
4. Setelah itu, dititrasi dengan Larutan 0,1 N NaOH
dengan buret 10 ml hingga larutan berwarna pink muda. Setelah itu, tambahkan 1
tetes HCl 0,01 N kedalam erlenmeyer dan dikocok erlenmeyer sampai larutan
berwarna putih bening.
5. Kemudian ditambahkan larutan 4% NaF sebanyak 10 ml,
jika dalam larutan tersebut mengandung Al maka larutan tersebut akan berubah
berwarna pink lagi.
6. Setelah itu, dititrasi kembali larutan tersebut
dengan menggunakan HCl 0,01 N sampai warna larutan berubah menjadi putih
bening.
VII.HASIL DAN PEMBAHASAN
7.1. Hasil
Tabel 1.1. Hasil Pengukuran Al-dd dan H-dd.
Ulangan
|
NaOH
|
HCl
|
Al-dd
|
H-dd
|
1
|
2.9
|
2.2
|
0.28
|
0.88
|
2
|
3.5
|
2.7
|
0.32
|
1.08
|
3
|
2.8
|
2.1
|
0.28
|
0.84
|
4
|
3.6
|
2.4
|
0.48
|
0.96
|
5
|
3.2
|
2.2
|
0.40
|
0.88
|
6
|
3.5
|
2.3
|
0.48
|
0.92
|
7.1.1.
Hitungan
Al-dd dan H-dd sebanyak enam kali ulangan
Ulangan KE1 :
=
0.28 ml/100gr
= 0.88
ml/100gr
Ulangan KE2 :
=
0.32 ml/100gr
= 1.08
ml/100gr
Ulangan KE3 :
= 0.28 ml/100gr
= 0.84
ml/100gr
Ulangan KE4 :
=
0.48 ml/100gr
= 0.96
ml/100gr
Ulangan KE5 :
=
0.40 ml/100gr
= 0.88
ml/100gr
Ulangan KE6 :
=
0.48 ml/100gr
= 0.92
ml/100gr
o
Al-dd dan H-dd Rata-rata
= 0.373
ml/100gr
= 0.926
ml/100gr
7.2.Pembahasan
Pengukuran Al-dd dan H-dd yang
telah dilakukan terhadap sampel tanah yang di ambil dari kebun percobaan universitas
jambi di dapatkan rata-rata Al-dd dari enam kali ulangan adalah 0.373 dan
rata-rata H-dd dari enam kali ulangan adalah 0.926 ml.
Al-dd merupakan unsur yang sering
dijumpai dalam tanah dan sangat menentukan kualitas tanah, karena ketersediaan
unsur ini berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman dengan cara
berinteraksi meracuni perakaran, khususnya tanah masam yang erat hubungannya
dengan persentase ion H+ dan Al3+ yang dipertukarkan
karena Aluminium merupakan sumber keasaman yang sangat penting. Dengan
persentase Al-dd yang tinggi berarti menunjukkan tingkat kemasaman suatu jenis
tanah. Semakin masam suatu tanah, berarti pHnya menurun sehingga ketersediaan
unsur hara dalam tanah semakin menurun karena kemampuan unsur Al untuk mengikat
unsure P membentuk Al-P yang tidak tersedia dan tidak dapat diserap oleh akar
tanaman. Perubahan warna larutan ektraksi tanah yang berubah warna setelah di
titrasi dengan NaOH pada saat ditambahkan LARUTAN 4% NaF berubah warna menjadi Pink pekat yang menunjukkan tanah mengandung
Alumunium tinggi.
Sampel tanah yang di ambil dari
kebun percobaan universitas jambi menunjukkan nilai Al-dd dan H-dd yang cukup
tinggi, ini dikarenakan tanah yang diambil merupakan tanah oxisol yang juga
termasuk kedalam golongan tanah masam. Pada pengukuran pH tanah sebelumnya di
dapatkan hasil bahwa tanah Oxisol memiliki pH sebesar 4.98 dan 4.01. ini
smerupakan bukti bahwa tanah yang berada di kebun percobaan universitas jambi
mempunyai Al-dd dan H-dd yang tinggi. Oleh karena itu dalam pengolahannya
sebagai lahan pertanian perlu adanya pemberian kapur pertanian yang berfungsi
untuk menetralkan kemasaman atau menaikkan pH tanah.
VIII. KESIMPULAN
Dari
Pembahasan yang telah di sampaikan menenai
pengukuran Al-dd dan H-dd sampel tanah
yang di ambil dari kebun percobaan Universitas Jambi, dapat di tarik kesimpulan
bahwa :
1. Sampel tanah yang di ambil dari kebun percobaan
Universitas Jambi
memiliki Al-dd rata-rata= 0.373 ml/100gr
dan H-dd
rata-rata = 0.926 ml/100gr.
2. Semakin masam tanah atau pH rendah maka Al-dd semakin tinggi.
LAMPIRAN FOTO
|
|
||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
|
||||||||
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akapres :
Jakarta.
Laporan dasar ilmu tanah. Pengukuran al-dd dan h-dd. Di akses melalui : http://krisanisus.blogspot.com/KrisaniSuS Laporan Praktikum Dasar-
Dasar Ilmu Tanah.htm.
Diakses pada : senin, 16 desember 2013
Laporan dasar ilmu tanah. Pengukuran al-dd dan h-dd. Di akses melalui :http://dsafriansyah.blogspot.com ./ILMU TANAH (SOIL SCIENCE)
SIFAT KIMIA TANAH_files
Laporan dasar ilmu tanah. Pengukuran al-dd dan h-dd. Di akses melalui :http://gentariyaputra.blogspot.com ./Genta Riya Putra Laporan Dasar
Ilmu Tanah Penetapan pH, AL-dd, H-dd DAN KEBUTUHAN KAPUR.htm
Diakses pada : senin, 16 desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar