Minggu, 29 Desember 2013

LAPORAN DASAR-DASAR ILMU TANAH Penetapan Al-dd dan H-dd

LAPORAN
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Penetapan Al-dd dan H-dd
Disusun Oleh :
Kelompok IV
                NAMA                                            NIM
    Sugi Nugroho                        D1A012011
       Supriyadi                            D1A012021
 Chairani Aprilia                      D1A012025
        Ainarni                              D1A012004
          Anggun Pratiwi Azwar               D1A012026

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Asmadi Saad M.Si
Dr. Ir. Henny. H M.Si
Yulfita Farni S.P., M.Si

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI.A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013

I. JUDUL PRATIKUM: Penetapan Al-dd dan H-dd
II.TUJUAN PRATIKUM:
Untuk mengetahui jumlah Aluminium dan Hidrogen yang dapat dipertukarkan dalam tanah
III.LANDASAN TEORI:
1.            Aluminium yang dapat dipertukarkan (Al-dd) dan Kejenuhan Aluminium
Aldd adalah kadar Aluminium dalam tanah. Al dalam bentuk dapat ditukarkan (Al-dd) umumnya terdapat pada tanah-tanah yang bersifat masam dengan pH < 5,0. Aluminium ini sangat aktif  karena berbentuk Al3+  ,monomer yang sangat merugikan dengan meracuni tanaman atau mengikat fosfor. Oleh  karena itu untuk mengukur sejauh mana pengaruh Al ini perlu ditetapkan kejenuhannya. Semakin tinggi kejenuhan aluminium, akan semakin besar bahaya meracun terhadap tanaman. Kandungan aluminium dapat tukar (Al3+) mempengaruhi jumlah bahan kapur yang diperlukan untuk meningkatkan  kemasaman tanah dan produktivitas tanah (Anonimous, 2009). Kadar aluminium sangat berhubungan dengan pH tanah. Semakin rendah pH tanah, maka semakin tinggi aluminium yang dapat dipertukarkan dan sebaliknya.
Hakim, dkk (1986) menyatakan bahwa keracunan aluminium menghambat perpanjangan dan pertumbuhan akar primer, serta menghalangi pembentukan akar lateral dan bulu akar. Apabila pertumbuhan akar terganggu, serapan hara dan pembentukan senyawa organik tersebut akan terganggu. Sistem perakaran yang terganggu akan mengakibatkan tidak efisiennya akar menyerap unsur hara.
2.            Hidrogen yang dapat dipertukarkan (H-dd) dan Kejenuhan Hidrogen
Hdd adalah kadar hydrogen yang terkandung didalam tanah. Kemasaman tanah mempunyai 2 komponen yaitu (1) H aktif yang terdapat di dalam larutan tanah (potensial), (2) H yang dapat dipertukarkan atau disebut kemasaman cadangan. Kedua bentuk tersebut cenderung membentuk keseimbangan sehingga perubahan pada  yang satu mengakibatkan perubahan pada yang lain.
Apabila basa dibubuhkan pada tanah yang asam, H terlarut dinetralisasi dan sebagian H yang  dapat dipertukarkan terionisasi untuk mengembalikan keadaan seimbang. Jumlah H yang dapat dipertukarkan dengan perlahan-lahan berkurang. H terlarut akan menurun dan pH akan lambat laun meningkat (Foth, 1994).
Kemasaman tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1.      unsur P kurang tersedia,
2.      kekurangan unsur-unsur Ca dan Mg sebagai basa tanah,
3.      kekurangan unsur Mo,
4.      Aktivitas mikroorganisme seperti fiksasi N dari tanaman kacang-kacangan terhambat,
5.      kandungan Mn dan Fe yang berlebih sehingga dapat menjadi racun bagi tanah dan tanaman, dan
6.      kelarutan ion Al dan H yang sangat  tinggi, sehingga merupakan faktor penghambat tumbuh tanaman yang utama pada tanah masam (Rafi’i, 1990).
Peningkatan pH tanah tidak dapat  diubah dengan mudah jika terdapat banyak hambatan/sanggaan tanah (buffer), yang merupakan suatu sifat umum dari campuran asam basa dengan  garamnya. Komponen tanah yang mempunyai sifat menyangga adalah gugus asam lemah seperti karbonat serta kompleks-kompleks koloidal tanah. Asam lemah tersebut mempunyai tingkat disosiasi yang lemah dan sebagian besar dari ion H masih tetap terjerap dalam permukaan koloid. Adanya bahan penyangga tanah, dapat menjaga penurunan pH yang drastis akibat bertambahnya ion  H oleh suatu proses biologis atau pemupukan. Kegiatan jasad mikro atau penambahan pupuk yang bersifat masam akan menyumbangkan sejumlah ion H (Hakim, dkk, 1986). Ion H yang dapat dipertukarkan adalah sumber utama H+ sampai pH tanah menjadi di bawah 6, bila Al pada lempeng liat Oktahedral Al menjadi tidak mantap dan diserap sebagai Al yang dapat dipertukarkan tersebut adalah sumber H+ .H yang bebas hidrolisis oleh Al . Yang dapat dipertukarkan ialah meningkatnya konsentrasi H+ larutan tanah yang dihasilkan dari didosiasi H (misel) dapat dipertukarkan dan yang  dihasilkan dari hal tersebut adalah H terjerap H larutan (Foth, 1994).
IV.WAKTU DAN TEMPAT:
Pratikum tentang “Penetapan Al-dd dan H-dd” ini dilakukan pada hari Selasa, tanggal 10 Desember 2013, pukul 08.00 Wib sampai selesai, di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.
           
V.ALAT DAN BAHAN:
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum dasardasar ilmu tahah dengan judul Penetapan Al-dd dan H-dd adalah Larutan 1 N KCl, Aquades, Indikator Fenolphtalein, Larutan baku 0,01 N NaOH, Larutan baku 0,01 N HCl, Larutan 4% NaF, Kertas saring Whatman, Labu erlenmeyer 100 ml dan 250 ml, Gelas ukur 100 ml, Botol plastik 150 ml, Pipet tetes, dan Mesin pengocok serta  Buret 5 ml dan 10 ml.

VI.CARA KERJA:
1.    Ditimbang 5 gr contoh tanah, kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer berukuran 250 ml, ditambahkan 50 ml 1 N KCl dan menutup labu erlenmeyer dengan plastik dan dikocok labu erlenmeyer dengan menggunakan mesin pengocok ± 15 menit.
2.    Setelah dikocok, disaring larutan tanah yang sudah dikocok dengan menggunakan saringan Whatman yang ditampung dengan menggunakan botol plastik.
3.    Setelah disaring, dimasukkan 25 ml hasil saringan kedalam labu erlenmeyer berukuran 100 ml dan ditambahkan 5 tetes indikator Fenolphtalein.
4.    Setelah itu, dititrasi dengan Larutan 0,1 N NaOH dengan buret 10 ml hingga larutan berwarna pink muda. Setelah itu, tambahkan 1 tetes HCl 0,01 N kedalam erlenmeyer dan dikocok erlenmeyer sampai larutan berwarna putih bening.
5.    Kemudian ditambahkan larutan 4% NaF sebanyak 10 ml, jika dalam larutan tersebut mengandung Al maka larutan tersebut akan berubah berwarna pink lagi.
6.    Setelah itu, dititrasi kembali larutan tersebut dengan menggunakan HCl 0,01 N sampai warna larutan berubah menjadi putih bening.


VII.HASIL DAN PEMBAHASAN

7.1. Hasil
Tabel 1.1. Hasil Pengukuran Al-dd dan H-dd.
Ulangan
NaOH
HCl
Al-dd
H-dd
1
2.9
2.2
0.28
0.88
2
3.5
2.7
0.32
1.08
3
2.8
2.1
0.28
0.84
4
3.6
2.4
0.48
0.96
5
3.2
2.2
0.40
0.88
6
3.5
2.3
0.48
0.92

7.1.1.      Hitungan Al-dd dan H-dd sebanyak enam kali ulangan
Ulangan KE1 :             
                                         
                                         =  0.28 ml/100gr

                      
                                
                                          =  0.88 ml/100gr

Ulangan KE2 :           
                                          
                                          =  0.32 ml/100gr

                      
                                
                                          =  1.08 ml/100gr


Ulangan KE3 :           
                                          
                                          =  0.28 ml/100gr

                      
                                
                                          =  0.84 ml/100gr

Ulangan KE4 :           
                                          
                                          =  0.48 ml/100gr

                      
                                
                                          =  0.96 ml/100gr

Ulangan KE5 :           
                                          
                                          =  0.40 ml/100gr

                      
                                
                                          =  0.88 ml/100gr



Ulangan KE6 :           
                                          
                                          =  0.48 ml/100gr

                      
                                
                                          =  0.92 ml/100gr

o   Al-dd dan H-dd Rata-rata

                                            =  0.373 ml/100gr

                                             =  0.926 ml/100gr










7.2.Pembahasan
Pengukuran Al-dd dan H-dd yang telah dilakukan terhadap sampel tanah yang di ambil dari kebun percobaan universitas jambi di dapatkan rata-rata Al-dd dari enam kali ulangan adalah 0.373 dan rata-rata H-dd dari enam kali ulangan adalah 0.926 ml.
Al-dd merupakan unsur yang sering dijumpai dalam tanah dan sangat menentukan kualitas tanah, karena ketersediaan unsur ini berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman dengan cara berinteraksi meracuni perakaran, khususnya tanah masam yang erat hubungannya dengan persentase ion H+ dan Al3+ yang dipertukarkan karena Aluminium merupakan sumber keasaman yang sangat penting. Dengan persentase Al-dd yang tinggi berarti menunjukkan tingkat kemasaman suatu jenis tanah. Semakin masam suatu tanah, berarti pHnya menurun sehingga ketersediaan unsur hara dalam tanah semakin menurun karena kemampuan unsur Al untuk mengikat unsure P membentuk Al-P yang tidak tersedia dan tidak dapat diserap oleh akar tanaman. Perubahan warna larutan ektraksi tanah yang berubah warna setelah di titrasi dengan NaOH pada saat ditambahkan  LARUTAN 4% NaF berubah warna menjadi Pink  pekat yang menunjukkan tanah mengandung Alumunium tinggi.
Sampel tanah yang di ambil dari kebun percobaan universitas jambi menunjukkan nilai Al-dd dan H-dd yang cukup tinggi, ini dikarenakan tanah yang diambil merupakan tanah oxisol yang juga termasuk kedalam golongan tanah masam. Pada pengukuran pH tanah sebelumnya di dapatkan hasil bahwa tanah Oxisol memiliki pH sebesar 4.98 dan 4.01. ini smerupakan bukti bahwa tanah yang berada di kebun percobaan universitas jambi mempunyai Al-dd dan H-dd yang tinggi. Oleh karena itu dalam pengolahannya sebagai lahan pertanian perlu adanya pemberian kapur pertanian yang berfungsi untuk menetralkan kemasaman atau menaikkan pH tanah.



VIII. KESIMPULAN
Dari Pembahasan  yang telah di sampaikan menenai pengukuran Al-dd dan H-dd  sampel tanah yang di ambil dari kebun percobaan Universitas Jambi, dapat di tarik kesimpulan bahwa :
1.      Sampel  tanah yang di ambil dari kebun percobaan Universitas Jambi memiliki Al-dd rata-rata= 0.373 ml/100gr  dan H-dd   rata-rata = 0.926 ml/100gr.
2.      Semakin masam tanah atau  pH rendah maka Al-dd  semakin tinggi.




LAMPIRAN FOTO


Contoh tanah kering yang dimasukkan kedalam labu erlenmeyer
 
Mengukur larutan 50 ml 1 N KCl dengan menggunakan gelas ukur
 
Saat memasukkan larutan 1 N KCl kedalam labu erlenmeyer
 
Meletakkan kertas saring Whatman diatas botol plastik
 
Description: I:\DCIM\Camera\2013-12-03 09.07.52.jpg
Alat yang digunakan dalam pratikum, yaitu labu erlenmeyer 100 ml, botol plastik, kertas saring Whatman dan corong
 
Larutan Tanah kering dikocok dengan menggunkan mesin pengocok
 
 






































Pratikan menyaring larutan dengan menggunakan kertas saring Whatman
 
Larutan tanah yang disaring menjadi berwarna bening
 
Larutan bening ditambahkan indikator PP
 
Pratikan melakukan titrasi menggunakan larutan NaOH 0,01 N
 
Larutan 4% NaF yang dipakai 5 tetes
 
 




































Larutan tanah yang mengandung Aluminium berwarna pink pekat
 
Pratikan melakukan titrasi kedua dengan menggunakan HCl 0,01 N
 
 






























DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akapres : Jakarta.
Laporan dasar ilmu tanah. Pengukuran al-dd dan h-dd. Di akses melalui :                http://krisanisus.blogspot.com/KrisaniSuS  Laporan Praktikum Dasar-            
               Dasar Ilmu Tanah.htm.
               Diakses pada : senin, 16 desember 2013

Laporan dasar ilmu tanah. Pengukuran al-dd dan h-dd. Di akses melalui        :http://dsafriansyah.blogspot.com ./ILMU TANAH (SOIL SCIENCE)                  
               SIFAT KIMIA TANAH_files
               
 
Laporan dasar ilmu tanah. Pengukuran al-dd dan h-dd. Di akses melalui        :http://gentariyaputra.blogspot.com ./Genta Riya Putra  Laporan Dasar      
               Ilmu Tanah Penetapan pH, AL-dd, H-dd DAN KEBUTUHAN     KAPUR.htm

        Diakses pada : senin, 16 desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar